Jumat, 05 Juli 2013

CARA MEMILIKI TEMAN JIN

Jin adalah salah satu makhluk yang tertera jelas dalam Al Qur’an. Surah Al-Jinn (Arab: الجنّ ,”Jin”) adalah surah ke-72 dalam al-Qur’an. Surah ini tergolong surah Makkiyah dan terdiri atas 28 ayat. Dinamakan “al-Jinn” yang berarti “Jin” diambil dari kata “al-Jinn” yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Pada ayat tersebut dan ayat-ayat berikutnya diterangkan bahwa Jin sebagai makhluk halus telah mendengar pembacaan al-Qur’an dan mereka mengikuti ajaran al-Qur’an tersebut.
Kharaithi di dalam kitabnya yang berjudul Hawatiful Jan (bisikan-bisikan jin) mengetengahkan sebuah hadis yang teksnya bahwasanya ada seorang lelaki dari kalangan Bani Tamim yang dikenal dengan nama Rafi’ bin Umair, ia menceritakan tentang keadaannya sewaktu baru masuk Islam. Untuk itu ia menceritakan, sesungguhnya pada suatu hari aku sedang mengadakan perjalanan, dan sewaktu sampai di Ramal Alij telah malam, perasaan kantuk yang sangat menguasai diriku lalu segera aku turun dari unta kendaraanku, kemudian untaku itu kutambatkan dengan kuat.
Aku tidur, dan sebelum tidur terlebih dahulu aku meminta perlindungan; untuk itu aku mengatakan, ‘Aku berlindung kepada penunggu lembah ini dari gangguan jin.’ Di dalam tidurku aku bermimpi melihat seorang laki-laki yang membawa sebilah tombak kecil di tangannya, ia bermaksud untuk menusukkannya ke leher untaku. Aku terbangun karena terkejut, dan aku melihat ke kanan dan ke kiri, tetapi ternyata aku tidak melihat sesuatu pun yang mencurigakan. Aku berkata kepada diriku sendiri, ini adalah mimpi buruk.
Kemudian aku kembali meneruskan tidurku, dan ternyata aku kembali melihat laki-laki itu berbuat hal yang sama, maka aku terbangun karena terkejut. Aku lihat untaku gelisah dan sewaktu aku menengoknya ternyata ada seorang laki-laki muda seperti yang aku lihat di dalam mimpiku seraya membawa tombak kecil di tangannya, dan aku lihat pula ada seorang syekh (orang tua) yang sedang memegang tangan laki-laki itu seraya melarangnya supaya untaku itu jangan dibunuh.
Ketika keduanya sedang saling bertengkar, tiba-tiba muncullah tiga ekor sapi jantan liar. Lalu orang (jin) yang tua itu berkata kepada jin yang muda, ‘Sekarang pergilah kamu, dan ambillah mana saja yang kamu sukai dari banteng-banteng liar itu, sebagai tebusan dan pengganti dari unta milik manusia yang aku lindungi ini.’
Lalu jin muda itu mengambil seekor sapi jantan (banteng) liar dan langsung pergi dari situ, selanjutnya aku menoleh kepada jin tua itu, dan ia berkata kepadaku, ‘Hai kamu! Apabila kamu beristirahat pada salah satu lembah, kamu merasa takut akan keseramannya, maka katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb Muhammad dari keseraman lembah ini.’ Jangan kamu meminta perlindungan kepada jin siapa pun, karena sesungguhnya hal itu adalah perkara yang batil.
Aku bertanya, ‘Siapakah Muhammad itu?’ Ia menjawab, ‘Dia adalah nabi berkebangsaan Arab; dia bukan dari timur dan bukan pula dari barat, dan dia diutus pada hari Senin.’ Aku bertanya lagi, ‘Maka di manakah tempat tinggalnya?’ Ia menjawab, ‘Di kota Yatsrib yang banyak pohon kurmanya.’ Maka segera aku menaiki kendaraan untaku ketika waktu subuh telah lewat (matahari terbit) dan aku pacu untaku hingga masuk ke dalam kota Madinah. Sesampainya aku di Madinah Rasulullah saw. melihatku dan beliau langsung menceritakan tentang perihal diriku dan apa yang telah terjadi denganku sebelum aku menceritakan sepatah kata pun tentangnya. Dia mengajak aku untuk masuk Islam, maka aku pun masuk Islam.”
Said bin Jubair mengatakan, “Kami telah memastikan, bahwa berkenaan dengan dialah Allah menurunkan firman berikut ini, ‘Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.’” (Q.S. Al-Jin 6)
Khara’ithi mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Muqatil, sehubungan dengan ayat ini, yaitu firman-Nya, “Dan bahwasanya, jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang banyak.” (Q.S. Al-Jin 16) Muqatil menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang kafir Quraisy, yaitu sewaktu mereka tidak mendapatkan hujan selama tujuh tahun.
===BERTEMAN DENGAN JIN===
Bersaudara dengan jin tentu saja diperbolehkan asal tidak melanggar batas. Yang dilarang adalah menyembah jin. Perlakukan jin sama dengan makhluk Allah SWT dimana kita perlu menghormati eksistensinya dan kita tidak boleh berlaku semena-mena. Bukankah kita tidak boleh merusak pohon, membunuh binatang semau kita, berbuat jahat kepada siapapun termasuk kepada jin?
Nah, berikut amalan bertemu dan berteman dengan jin adalah:
SHOLAT SUNNAH 2 RAKAAT
AL-FATIHAH
Ketika membaca berulang-ulang surah jin tentu akan terjadi berbagai fenomena penampakan yang berbeda-beda. Namun lanjutkan saja membaca surah al Jin sehingga jin benar-benar datang (bila belum datang ulangi lain waktu seterusnya), bila jin datang maka dia akan menampakkan tanda-tanda bahkan akan menyapa anda dan kemudian sampaikan niat anda untuk menjadikannya teman dan ajukan syarat agar pertemanan itu berlangsung atas dasar keikhlasan dan tidak ada syarat-syarat yang memberatkan. Bila jin mau bersahabat dengan anda maka dia akan memberikan kunci password pemanggilan. Misalnya: jin meminta agar anda menghentakkan kaki ke tanah sambil memanggil namanya dan seterusnya.
TAMBAHAN: setelah anda selesai wirid maka tiupkan ke sebuah benda (misalnya cincin) maka benda ( cincin ) tersebut akan disayangi  jin.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Sample Text