1. Nyamuk
Selain menularkan malaria, nyamuk juga menularkan beberapa penyakit
mematikan lainnya seperti demam berdarah, chikungnya dan kaki gajah.
Tanpa ada kuman yang ditularkan, gigitannya itu sendiri sudah sangat
menyebalkan karena memicu gatal-gatal dan bintik kemerahan. Namun
beberapa spesies membutuhkan
nyamuk dan larva atau jentik-jentiknya untuk dimakan. Misalnya katak,
kelelawar, bahkan tumbuhan seperti kantong semar. Tanpa ada nyamuk,
kepunahan atau pola migrasi satwa liar bisa terpengaruh
Dalam film-film horor, belatung selalu digambarkan sebagai pemakan
bangkai yang menyeramkan sekaligus menjijikkan. Bahkan kadang
berlebihan, kemunculannya pada mayat sering diidentikkan sebagai azab
orang berdosa. Padahal dalam ilmu pengetahuan, belatung bisa
dimanfaatkan untuk praktik pengobatan yang disebut maggot debridement
therapy (MDT). Belatung yang merupakan larva lalat ataukumbang itu ditaruh di sebuah luka dengan cara tertentu agar tidak menyebar, sehingga bisa memangsa bakteri penyebab infeksi.
Di mana ada sampah dan bau busuk, di situlah lalat akan selalu muncul.
Kesan jorok sudah pasti melekat pada serangga terbang yang sulit
sekali ditangkap dengan tangan kosong tersebut. Sama seperti nyamuk,
lalat juga dibutuhkan oleh beberapa spesies sebagai makanan utama.
Selain itu, telur lalat akan menetas menjadi belatung dan membantu
penguraian sampah dan material organik yang mengotori lingkungan.
Permukaan tubuh yang mengkilap tidak mengurangi kesan jorok serangga
yang satu ini. Warna hitam dan antena kecoa yang selalu bergerak sering
merangsang refleks untuk mengambil sapu lalu memukulkannya. Padahal
sebenarnya kecoa memiliki perilaku hidup bersih yang setara dengan
kucing, yakni sering menjilati tubuhnya
sendiri agar selalu higienis. Di samping itu penelitian membuktikan
otak kecoa mengandung senyawa antibakteri yang bisa membasmi kuman
super.
0 komentar:
Posting Komentar