Cerita diawali dengan upaya Arjuna mencari Semar yang hilang.
Menjelang senjaArjuna berjumpa dengan Semar yang diajak pulang ke
Klampis Ireng justrumengajak Arjuna menyelinap masuk ke keputrian
Hastina menjumpai kekasihnyaBanowati. Orang-orang Kurawa tak tahu bahwa
Semar sudah berada di Hastina. BaikKurawa maupun Pandawa sama-sama ingin
mencari Semar. Barisan Kurawa ternyatalebih dulu menemukan Semar
yangkemudian diboyong ke Hastina. Menjelang sampai di gerbang Hastina
munculAnoman, Gatutkaca, dan Abimanyu yang ingin merebut Semar. Seorang
Kurawaberhasil merebut dan melarikan Semar. Anoman mengetahuinya. Tetapi
belum sempatia mengejar Semar yang dilarikan Kurawa, mendadak muncul
Semar yang serta mertaia ajak pulang ke Klampis Ireng.
Sementara
itu para Kurawa terkejutmelihat cahaya di keputrian. Mereka menggandeng
Semar kesana. Duryudana memerintahkan kepada Semar untuk menangkap
Semar yang sudah adadi situ. Kedua Semar itu berkelahi. Diam-diam
kemudian Arjuna mencari Semaryang sebenarnya. Ia langsung ke Klampis
Ireng, ternyata Semar sudah ada disana. Semar diminta ke Hastina untuk
mencari siapa yang asli. Sesampainya diHastina ketiga Semar itu malah
bertengkar bersama. Tak ada yang menang dankalah, karena mereka semua
berimbang. Mereka bergumul sampai akhirnya menjaditelur.
Sang
Hyang Ismayajati, roh Semar asli menangis karena raganya telah
berubahmenjadi sebutir telur yang terus bergulung dan berteriak-teriak
serta tak lagimengenali roh Semar yang sejati. Jadilah gara-gara.
Sang HyangTunggal menyuruh Semar turun ke dunia lagi untuk mencari
raganya. Semarharus mencari dan berdiam bersama tanah. Semar pun turun
di Bukit Bunga. Disanalah Semar bertemu dengan para petani. Kegirangan
Semar menemukan raganya ditanah, membuat tanah itu subur dan kemudian di
anggap oleh para petani sebagaiDewa Kesuburan. Bukit Bunga itu adalah
Klampis Ireng, yang setelah kedatanganSemar menjadi pedukuhan yang subur
dan gemah ripah lohjinawi.
Klampis
Ireng yang subur terdengar ke mana-mana, sampai akhirnya tersebar
olehpenguasa nagari. Keadaan ini membuat hidup petani di Klampis Ireng
berubah.Penguasa nagari mengharuskan mereka membayar pajak, yang katanya
untuk membayarutang penguasa nagari kepada penguasa nagari lain.
Kehidupan petani KlampisIreng pun makin berat karena makin banyak bentuk
pajak yang harus dibayarkan.Masyarakat Klampis Ireng pun menjadi
berubah, ketika mereka harus berhadapandengan kemiskinan dan keserakahan
penguasa nagari. Sosok Semar pun berubahmenjadi sosok yang samar-samar.
Klampis
Ireng berubah menjadi Semar Mendem dan Semar Mesem, tanda
penderitaan,kemiskinan, dan ketidakadilan. Orang-orang Klampis Ireng pun
tidak lagi mencariSemar, dan hanya membuat Semar-Semaran dari bentuk
wayang dan patung lalumengitabkan ceritanya. Semar dimiliki agar
kekuasaan aman. Mereka menjadikanSemar sebagai jimat bertuah. Sejak di
bawah kekuasaan nagari, Semar punmenghilang dari Klampis Ireng. Semar
bersembunyi. Semar pun marah.
Kemarahan Semar
membuat Syang Hyang Tunggal turun ke bumi. Sang Hyang Tunggalmenganggap
Semar sedang menggugat penderitaannya. Syang Hyang Tunggal
kemudianmengingatkan Semar, bahwa Semar adalah tanah dan kesuburan,
karenanya sudahseharusnya Semar tahan menderita. Semar protes karena dia
tidak bisaterus-menerus menderita. Namun Sang Hyang Tunggal berucap
bahwa Semar adalahsamar, hanya penderitaan yang menyebabkan dirinya
samar. Begitu digugatpenderitaannya hilanglah kesamarannya.
Akhirnya
Sang Hyang Tunggal meminta Semar untuk terus mencari raga. Dan
Semarselama ini memang terus mencarinya. Dari raga ke raga ia berjalan
dan hidup.Semar sadar bahwa dirinya harus ditemukan di luar roh dan
batinnya, yaitu dalam raga. Roh itu jatuh dalam kesombongan. Raga tak
pernah bermimpi terbangtinggi di kesombongan. Hanya dengan ragalah Semar
bisa menjadi manusia.Meskipun Semar jelek dan lemah, ragalah yang dapat
memberikan kebahagiaan bagidiri Semar.
Dalam
epilognya, Semar-semar itu terus berkelahi untuk membuktikan
siapakahSemar sejati. Perkelahian makin riuh, dan tak ada yang mampu
memisahkan. Tetapikemudian muncullah Sang Hyang Ismayajati yang berwajah
Semar tetapi badannya lebih besar. Sang HyangIsmayajati ini yang
memisahkan Semar-semar. Semar yang menggoda Arjuna keBanowati adalah
Dasamuka. Semar yang ditemukan Kurawa dan akan dijadikan jimatbertuah di
Hastina adalah Batara Guru. Semar yang ditemukan Anoman di KlampisIreng
adalah Batara Kala. Di akhir cerita Sang Hyang Ismayajati
menyuruhSemar-semar itu pulang ke alamnya, dan tidak mengganggu dunia
dengan kejahatan.
TOKOH DAN LATAR
Latar
yang berkaitan dengan latar tempat dalam novel ini adalah latar
yangdalam cerita wayang adalah latar imajinatif yang pada keadaan
sesungguhnya ditanah Jawa itu tidak ada. Klampis Ireng, Puspitaarga,
Hastina, maupun Amarta.Tempat-tempat itu adalah imajinasi yang digunakan
dalam membangun ceritawayang. Seperti Klampis Ireng adalah sebuah
metafor yang menunjukan kekayaanalam dan kesuburan tanah. Puspitaargga
itu tempat para dewa bersemayang. Jadilatar tempat dalam cerita
pewayangan maupun novel tidak sungguh ada dengankenyataannya, namun itu
adalah imajinasi yang menunjukan mitologi itu terjadi.
Ketika membaca novel Semar Mencari Raga dapat
dengan mudah kita temukantokoh Semar dalam setiap bagian cerita. Semar
menjadi tokoh utama yang mengaturplot itu berjalan. Semar memiliki watak
yang dalam novel tersebut dipaparkandalam imajinasi Bocah Angon, yang merupakan bocah yang kesurupan karenaSemar.
Semar punika saking basa samar,
mapan pranyata Kiai Lurah Semar,
punika wujudira samar,
yen den wastanana jaluwandanira,
kadi wanita
Yen sinebutira estri,
dhedhapurira teka pria,
pramila kathah kang samya kelntumastani.
Yen ta wonten ingkang hatanya,
menggahing sipatira,
irung sunthi mrakateni,
mripat rembes mrakateni
sadaya sarwa mrakateni.
Semar asalnya dari samar,
memang wujud Kiai Semar itu samar.
Disebut lelaki,
bentuknya putri,
Dikatakan wanita,
rupanya pria,
sampai banyak orang salahmengertinya.
Jika ada yang tanya
tentang anggota badanya,
hidungnya kecil menarik hati,
matanya rembes menarik hati,
semuanya serba menarik hati.