Minggu, 08 Desember 2013

Mengambil benda pusaka dengan membaca AL FATEHAH

Saya dapat ilmu ini dari tetangga sebelah,Semoga bermanfaat kepada pembaca dan saya ucapkan terima kepada anda yang telah berkunjung ke blog saya :D

AL FATEHAH SEBAGAI PENARIK KHODAM DALAM POHON/BENDA

Ilmu Ini Saya Dapatkan Dari Ki Rizki & Ki Egi tetapi 60% saya ubah
tetapi tetap sama fungsinya.

Ilmu Ini Sering Digunakan Saat Sedang Mengambil Jin/Khodam Dalam Pohon
, Benda dll yang tidak dikunci oleh kekuatan Gaib .

Tata Caranya Sebagai Berikut :

- Peganglah pohon dengan posisi telapak tangan di buka ( seperti menerawang ) .
Kalo untuk menarik didalam benda , posisi tangan kiri atau kanan
terserah tersebut memegang benda tsb.

- Lalu konsentrasikan pikiran anda & baca Surah Al Fatehah 3x atau 7x
atau 10x tahan nafas ( Memang agak Sulit Harus Pake Latihan Pernafasan).

- Kalo udah ketarik maka tangan akan terasa hangat atau panas (
Biasanya Kalau besar jin/khodamnya akan terasa panas,bergetar & tubuh
berkeringat )

- Kalo udah terasa genggamlah / tutuplah tangan yg digunakan untuk
menarik tadi dengan posisi tangan tadi dikepalkan.

- Setelah itu silahkan masukan khodam tersebut ke benda atau yang lain
( misal : Tasbih,Cincin,Keris dll ) dengan membaca doa Ini :
” Dengan Memohon Ridho Dari Allah aku perintahkan kamu supaya pindah
ke ( isi sendiri ) ” Baca sambil tahan nafas dan kalo sudah hembuskan
sambil berkata HU lalu tangan yang masih dalam keadaan dikepalkan tadi
di sentuhkan ke dalam benda atau tubuh lalu lepaskan atau buka telapak
tangannya dan telapak tangan yang sudah terbuka tersebut memegang
benda atau tubuh tersebut kira kira selama 5-10 detik agar benar-benar
sudah masuk.

- Kalo sudah berarti sudah masuk khodamnya.

- Lalu Coba pegang benda yang tadi kalo panas/hangat berarti khodam
tsb sudah masuk , kalo benda tersebut berbau agak gosong berarti benda
tsb tidak kuat menahanya dan harus diambil dan dipindah kembali
dengan membaca doa berikut :

Al Fatehah 1x
An Naas 3x
Sura Al Jinn ayat 1-6
Ayat Kursi
dan dilanjutkan dg doa berikut :

” Dengan Memohon Ridho Dari Allah Kuperintahkan Kau supaya kembali ketanganku “
Membaca doa diatas dengan tahan nafas ( doa nya aja kalo Surahnya gk
usah ) . Saat membaca surat + doanya posisi tangan memegang ujung
benda tsb, kalo udah selesai tarik tangan kita dari ujung benda tadi
ke bawah sampai lepas maka tangan kita akan mengepal kembali . Lalu
terserah mau anda kembalikan atau dimasukan kebenda yg laen tentunya
pakai doa yang diatas tadi doa untuk memasukan jin/khodam ke dlm benda
. Kalo ingin dilepaskan ya tinggal buka aja telapak tangan anda.

Catatan : Kalo Banyak Tidaknya Baca Surah Al Fatehahnya tergantung
Penunggu Khodamnya jika penunggunya kuat maka bc Suratnya 7/10x . Kalo
biasa ya cukup 3x aja , Yang Penting Tingkat Konsentrasi , Keseriusan
& Keikhlasan .

CARA MENERAWANG KHODAM YANG KITA TARIK DAN SUDAH DI DALAM KEPALAN TANGAN KITA

- Pejamkan mata & kosongkan lalu baca do’a ini :
” Dengan memohon kepada ALLAH , hamba memohon kepadamu Ya Allah supaya
hamba dapat mengetahui apa khodam yang terdapat di genggaman hamba”
dengan tahan nafas , kalo sudah hembuskan . Maka INSYA ALLAH
dibayangan anda , anda akan melihat khodam yang ada digenggaman anda.

NB: SEMUA DOANYA DIBACA BATIN / DIHATI

Ilmu ini digunakan dan biasanya dimasukkan ke tubuh orang saat ada
tradisi tarian masyarakat ‘ JATILAN ‘ di daerah saya ( Bantul, DIY )

SAYA IJAZAHKAN UNTUK SIAPAPUN YANG INGIN MENGAMALKANNYA .

INGAT ! : KITA HANYA MEMINTA KEPADA ALLAH SWT , JANGAN KEPADA KHODAM
ATAU YANG LAIN KARENA SESUNGGUHNYA ITU PERBUATAN SYIRIK
DEMIKIAN SECUIL ILMU DARI SAYA KURANG LEBIHNYA MOHON MAAF

CARA BERDZIKIR YANG BENAR

BERDZIKIR SESUDAH SHALAT FARDHU
Secara Umum Jenis dzikir ada dua
1.MUTHLAQ
Atau dzikir-dzikir yang sifatnya muthlaq, yaitu dzikir di setiap keadaan baik berbaring, duduk dan berjalan sebagaimana diterangkan oleh ‘A`isyah bahwa beliau berdzikir di setiap keadaan (HR. Muslim). Akan tetapi tidak boleh berdzikir/menyebut nama Allah di tempat-tempat yang kotor dan najis seperti kamar mandi atau wc.
2. MUQAYYAD
Di dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah diterangkan tentang keutamaan berdzikir kepada Allah, baik yang sifatnya muqayyad (tertentu dan terikat dengan Ibadah tertentu, misal SESUDAH Shalat Fardhu), yakni waktu, bilangan dan Tatacaranya terikat sesuai dengan keterangan dalam Al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah صلی الله عليه وسلم,
 Tidak boleh bagi kita untuk menambah atau mengurangi bilangannya, atau menentukan waktunya tanpa dalil, atau membuat cara-cara berdzikir tersendiri tanpa disertai dalil baik dari Al-Qur`an ataupun hadits yang shahih/hasan,
Seperti berdzikir secara berjama’ah dengan komando salah seorang Imam/Jamaah apalagi Dengan Suara yg Keras.
Firman Allah,

وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِين
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Al-A’raaf:205)


 (lebih jelasnya lihat kitab Al-Qaulul Mufiid fii Adillatit Tauhiid, Al-Ibdaa’ fii Kamaalisy Syar’i wa Khatharul Ibtidaa’, Bid’ahnya Dzikir Berjama’ah, dan lain-lain).
"DZIKIR-DZIKIR SETELAH SALAM DARI SHALAT WAJIB berdasarkan dalil Shahih"
Diantara dzikir-dzikir yang sifatnya muqayyad adalah dzikir setelah salam dari shalat wajib.
Ibnu ‘Umar berkata:
 Sungguh aku telah melihat Rasulullah menekuk tangan (yaitu jarinya) ketika mengucapkan dzikir-dzikir tersebut.”
Setelah selesai mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri, kita disunnahkan berdzikir, yaitu sebagai berikut:
1. Membaca:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
"Astaghfirullah 3X"
"Allahumma antassalam  waminkassalam tabarakta Ya Dzaljalali wal ikram"
Aku meminta ampunan kepada Allah (tiga kali). Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang selamat dari kejelekan-kejelekan, kekurangan-kekurangan dan kerusakan-kerusakan) dan dari-Mu as-salaam (keselamatan), Maha Berkah Engkau Wahai Dzat Yang Maha Agung dan Maha Baik.” (HR. Muslim 1/414)
2. Membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
"Laa ilaaha Illallahu wahdahu laa syarikalahu, lahul mulku walahul Hamdu wahuwa 'alaa kulli syai-inq qodir, Allahumma laa mani 'aa lima a' thoita wala mughthiya lima managhta wala yanfa'u dzaljaddi minkal jaddu"
Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menolak terhadap apa yang Engkau beri dan tidak ada yang dapat memberi terhadap apa yang Engkau tolak dan orang yang memiliki kekayaan tidak dapat menghalangi dari siksa-Mu.” (HR. Al-Bukhariy 1/255 dan Muslim 414)
3. Membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
"Laa ilaaha Illallahu wahdahu laa syarikalahu, lahul mulku walahul Hamdu wahuwa 'alaa kulli syai-inq qodir, laa haula wala Quwwata illa billah, laa ilaaha illallahu wala na'budhu illa iyyahu, lahun ni'matu walahul fadhlu walahus sana'ul hasan, laa ilaaha illallahu mukhlisina lahuddin walau karihal khafirun"
Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Tiada daya dan upaya serta kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah dan kami tidak beribadah kecuali kepada Allah, milik-Nya-lah segala kenikmatan, karunia, dan sanjungan yang baik, tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, kami mengikhlashkan agama untuk-Nya walaupun orang-orang kafir benci.” (HR. Muslim 1/415)
4. Membaca:
سُبْحَانَ اللهُ
“Subhaanallahu 33X"
 "Maha Suci Allah.” (tiga puluh tiga kali)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
“Alhamdulillah 33X"
"Segala puji bagi Allah.” (tiga puluh tiga kali)
اَللهُ أَكْبَرُ
“Allahu Akbar 33"    
Allah Maha Besar.” (tiga puluh tiga kali)
Kemudian dilengkapi menjadi seratus dengan membaca,
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"Laa ilaaha Illallahu wahdahu laa syarikalahu, lahul mulku walahul Hamdu wahuwa 'alaa kulli syai-inq qodir"
Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”
Barangsiapa mengucapkan dzikir ini setelah selesai dari setiap shalat wajib, maka diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan. (HR. Muslim 1/418 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu dari Nabi صلی الله عليه وسلم, beliau bersabda,
Ada dua sifat (amalan) yang tidaklah seorang muslim menjaga keduanya (yaitu senantiasa mengamalkannya, pent) kecuali dia akan masuk jannah, dua amalan itu (sebenarnya) mudah, akan tetapi yang mengamalkannya sedikit, (dua amalan tersebut adalah): mensucikan Allah Ta’ala setelah selesai dari setiap shalat wajib sebanyak sepuluh kali (maksudnya membaca Subhaanallaah), memujinya (membaca Alhamdulillaah) sepuluh kali, dan bertakbir (membaca Allaahu Akbar) sepuluh kali, maka itulah jumlahnya 150 kali (dalam lima kali shalat sehari semalam, pent) diucapkan oleh lisan, akan tetapi menjadi 1500 dalam timbangan (di akhirat).
Dan amalan yang kedua, bertakbir 34 kali ketika hendak tidur, bertahmid 33 kali dan bertasbih 33 kali (atau boleh tasbih dulu, tahmid baru takbir, pent), maka itulah 100 kali diucapkan oleh lisan dan 1000 kali dalam timbangan.” 
Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana dikatakan bahwa kedua amalan tersebut ringan/mudah akan tetapi sedikit yang mengamalkannya?
Rasulullah صلی الله عليه وسلم menjawab, “Syaithan mendatangi salah seorang dari kalian ketika hendak tidur, lalu menjadikannya tertidur sebelum mengucapkan dzikir-dzikir tersebut, dan syaithan pun mendatanginya di dalam shalatnya (maksudnya setelah shalat), lalu mengingatkannya tentang keperluannya/kebutuhannya (lalu dia pun pergi) sebelum mengucapkannya.”
(Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud no.5065, At-Tirmidziy no.3471, An-Nasa`iy 3/74-75, Ibnu Majah no.926 dan Ahmad 2/161,205, lihat Shahiih Kitaab Al-Adzkaar, karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy 1/204)
Kita boleh berdzikir dengan kalimat tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali dengan ditambah Kalimat tahlil satu kali atau masing-masing 10 kali (ketika waktu kita sempit, misal ada keperluan), asalkan istiqomah, JANGAN SAMPAI TDK BERDZIKIR SAMA SEKALI SETELAH SHALAT FARDHU.
Hadits ini selayaknya diperhatikan oleh kita semua, jangan sampai amalan yang sebenarnya mudah, tidak bisa kita amalkan.
Tentunya amalan/ibadah semudah apapun tidak akan terwujud kecuali dengan pertolongan Allah. Setiap beramal apapun seharusnya kita meminta pertolongan kepada Allah, dalam rangka merealisasikan firman Allah,
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya kepada Engkaulah kami beribadah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (Al-Faatihah:4)
 5. Membaca surat Al-Ikhlaash,  Al-Falaq dan An-Naas satu kali setelah shalat Zhuhur, ‘Ashar dan ‘Isya`.
Adapun setelah shalat Maghrib dan Shubuh dibaca tiga kali.
(HR. Abu Dawud 2/86 dan An-Nasa`iy 3/68, lihat Shahiih Sunan At-Tirmidziy 2/8, lihat juga Fathul Baari 9/62)
6. Membaca ayat kursi yaitu surat Al-Baqarah: 255
Barangsiapa membaca ayat ini setiap selesai shalat tidak ada yang dapat mencegahnya masuk jannah kecuali maut. (HR. An-Nasa`iy dalam ‘Amalul yaum wal lailah no.100, Ibnus Sunniy no.121 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahiihul Jaami’ 5/339 dan Silsilatul Ahaadiits Ash-Shahiihah 2/697 no.972)
7. Membaca:
اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
"Allahumma a"inni "alaa dzikrika wasyukrika wahusni "ibadatika"
Sebagaimana diterangkan dalam hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua tangannya dan berkata, “Ya Mu’adz, Demi Allah, sungguh aku benar-benar mencintaimu.” Lalu beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu Ya Mu’adz, janganlah sekali-kali engkau meninggalkan di setiap selesai shalat, ucapan...” (lihat di atas):
Ya Allah, tolonglah aku agar senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah dengan baik kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud 2/86 dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahiih Sunan Abi Dawud 1/284)
Do’a ini bisa dibaca setelah tasyahhud dan sebelum salam atau setelah salam. (‘Aunul Ma’buud 4/269)
8. Membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, yang menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”
Dibaca sepuluh kali setelah shalat Maghrib dan Shubuh. (HR. At-Tirmidziy 5/515 dan Ahmad 4/227, lihat takhrijnya dalam Zaadul Ma’aad 1/300)
9. Membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.” Setelah salam dari shalat shubuh. (HR. Ibnu Majah, lihat Shahiih Sunan Ibni Maajah 1/152 dan Majma’uz Zawaa`id 10/111)
Semoga kita diberikan taufiq oleh Allah sehingga bisa mengamalkan dzikir-dzikir ini, aamiin.
Wallaahu A’lam.
Maraaji’: Hishnul Muslim, karya Asy-Syaikh Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthaniy, Shahiih Kitaab Al-Adzkaar wa Dha’iifihii, karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy dan Al-Kalimuth Thayyib, karya Ibnu Taimiyyah.
Semoga Bermanfaat ??

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Sample Text